Event Mozaik BlogCompetition sponsored by beon.co.id.
Menatap
sebentar warna putih. Entah dengan menekan pelan tuts Keyboard, atau
menggenggam erat benda berisi penuh tinta. Secara sederhana kita dapat memulai
apa yang dideskripsikan dengan menulis.
Menurut
gue menulis itu sederhana, dimana kita menuangkan semua gagasan di dalam otak
dan mengubahnya menjadi paragraf demi paragraf. Kalo kata Raditya Dika sih,
semua yang menggelisahkan elo. Apapun itu, tentang cinta ketika elo diputusin
lalu nyaris over dosis karena minum Paracetamol empat botol, mungkin. Atau
cerita sehari-hari. Ketika lo liburan misalnya ke pantai, lalu elo ngayut dan
hampir menjadi korban pelecehan ubur-ubur homo, sampai harus ditolong penjaga
pantai. Semuanya!
Untuk
menjadi penulis pun cukup sederhana, banyak membaca dan Action, itu saja! A.S Laksana dalam bukunya Creative Writing mengatakan, “Dekatkan
tangan Anda dengan otak Anda” dalam alinea lain, “Berikan kesempatan kepada tangan Anda untuk melakukan apa yang
menjadi kesukaannya”. Bagaimana mendekatkan otak dengan tangan? Bukan
berarti tangan lo selalu nempel di kepala. Banyak menulis! “Semakin banyak elo menulis, semakin dekat
jarak antara otak dan tangan”, barusan pernah gue dengar dari Raditya Dika
dalam Talkshownya. Selanjutnya hanya perlu konsisten menghasilkan karya demi karya.
Kita
berbicara tentang seorang tokoh besar, bukan berarti perut atau badannya yang
besar. Tapi perannya dimata orang lain.
DIS
atau lebih dikenal dengan Dahlan Iskan. Seorang yang piawai dalam hal menulis,
mengawali karirnya dari seorang wartawan. Bukan hanya melalui artikel-artikel
beliau yang dimuat pada banyak surat kabar, tangan dinginnya dalam
menyelesaikan suatu masalah, dengan izin Allah SWT perusahaan surat kabar Jawa
Pos, melewati masa kritis. Track Recordnya
yang luar biasa, membuat beliau diamanahi sebagai Dirut PT PLN (Persero).
Sehingga BUMN dengan aset terbesar di Indonesia ini, dapat melalui masa krisis
listrik dan bergerak lebih dinamis sekarang. Tidak berhenti disitu, pada
tanggal 19 Oktober 2011, presiden RI mempercayakan beliau untuk menjadi orang nomor
satu di BUMN. Dari wartawan, CEO Jawa Pos, Dirut PT PLN (Persero) dan sekarang
Menteri Negara BUMN! Beliau mengawalinya dengan menulis.
Ketika
gue ke toko buku, satu baris rak berisi banyak sekali buku yang menceritakan
tentang beliau. Ada yang ditulisnya sendiri, ada pula yang ditulis orang lain
atas seizinnya. Tak lama, gue melengos dengan satu buku Pak DIS yang gue jepit
di ketek. Melanjutkan mengamati rak demi rak lainnya dan bergumam dalam hati, “Suatu hari, buku gue harus ada disini!”.
Maka dari itu, mulailah menulis. Gue percaya, setelah banyak membaca untuk
menambah wawasan, kita dapat lebih memantapkannya dengan menulis. Mengingatkan pada
suatu wejangan yang populer,
“Jika ingin mengenal dunia, maka membacalah. Jika ingin dikenal dunia, maka menulislah”.
Menjadi
penulis, ialah keinginan yang mulai tumbuh pada awal gue melepas seragam putih
abu-abu. Tantangan demi tantangan mulai menampakkan batang hidungnya, “Apa yang mau gue tulis?” Pengalaman
yang memotivasi seperti Pak DIS? Tidak ada. Menjadi siswa pertukaran pelajar ke
luar negeri? Toefl gue gak sampe 300. Meraih beasiswa Comlaude? Gue belum
lulus. Boro-boro Comlaude, semester tiga ini, dua nilai D bertengger dengan
indahnya di transkrip nilai gue. Kenapa gue jadi curhat?
Curhat!
Itulah yang lebih menarik dan banyak gue terbitkan melalui blog pribadi. Misalnya,
pengalaman ketika gue di tolak sebelum nembak cewek, terjebak Friendzone,
sampai menelan pahit manisnya Long Distance Relationship. Itu belum seberapa, yang
lebih aneh dan sampai sekarang paling gue ingat, ketika berkenalan dengan
seseorang melalu sms. Ketika beberapa hari berbalas pesan dan komunikasi ini
mulai mengasikkan, ternyata di seberang sana adalah seorang bencong salon. Lalu
gue Shock setengah mampus. Bukan karena jenisnya berada diantara spesies
laki-laki dan perempuan. Tapi karena gimana kalo gue suka terus jadian sama
dia? Dan setiap malam minggu kami harus catok rambut bareng. Harap tetap duduk
tenang, gue bukan homo.
Komedi
adalah genre yang gue pilih. Apa yang gue punya, itulah yang gue tulis.
Selebihnya gue percaya ada orang yang keanehannya setingkat atau lebih aneh
lagi dari gue, membaca dan menyukainya. Sehingga kami dapat tertawa bersama.
Selanjutnya adalah, membekali otak dan jari gue dengan pengetahuan. Supaya bisa
dengan mudah menembus editor dan memikat manusia -aneh maupun tidak aneh- di
dunia ini, hingga tanda tangan gue tergores indah di buku dengan cover
tercantum nama gue, yang baru mereka
beli.
“Simpel dan apa adanya!”,
seperti yang dikatakan Isaac Asimov ketika ditanya tentang rahasia konsistennya
dalam menulis. Seorang penulis fiksi ilmiah berkebangsaan Amerika Serikat yang
telah melahirkan lima ratus lebih buku.
Bab
demi bab draf petama gue tulis dan terasa begitu berat. Di tengah tuntutan
kuliah yang luar biasa menyita waktu. Terlebih lagi ketika ujian, kita disuruh
memilih antara Trafic blog sepi atau
ip terjun bebas. Juga terjadi pada awal bulan, antara memperbanyak stok buku
bacaan, atau memperbanyak tumpukan tempe untuk makan.
Di
tengah kesulitan-kesulitan yang ada, menghadiri Talkshow si Kambing Jantan pada salah satu Universitas Negeri di
Jakarta, merupakan motivasi baru buat gue.
“Oh sekarang elo
lagi mulai nulis?” Tanya fans berat martabak manis ini dalam sesi tanya jawab.
“Iya Bang, gue lagi
nulis draf pertama.” Jawab gue, lalu dia mulai memberikan saran.
Bang Radit bedehem, “Oke
jadi gini Ilham, hal pertama yang harus elo lakukan adalah hentikan nulis lo!
Karena gue gak mau kita nanti saingan!” Pecah! seisi ruangan bercekikik
ria.
Gue
anggap itu doa dan motivasi baru, dalam hati gue katakan dengan keras (seperti
adegan sinetron), “Kita bakal beneran
saingan nanti!”. Dengan mata melotot dan kepala turun naik.
Beberapa
minggu gue seperti Spongebob Squarepants yang menemukan hal baru, benar-benar bersemangat.
Minimal tiga posting dalam satu minggu di blog pribadi. Setelah itu, gue
berubah menjadi tetangganya, Patrick Star,
isi dikepala gue mulai kosong. Tapi untung, gue gak sedongo dia. “Sudahlah, mungkin karena lagi
heboh-hebohnya buku Raditya Dika difilmkan gue jadi latah pengen nulis! Gue gak
bakal bisa jadi penulis!”
Seterusnyanya
gue jalani seperti air yang mengalir dari sumur ke bak mandi. Sudah pompanya
sering mati, air bau ketek pula. Tidak bagus sama sekali! Sederhananya, kalo
sempat ya nulis, kalo males ya... sudahalah. (Babe Cabita’s Style)
Lima
puluh empat halaman draf pertama, belum lagi ditambah tiga cerpen pengalaman
pribadi dan beberapa artikel absurd tentang kehidupan di sekitar gue,
fantastis! Kalau digabung, sudah ¾ dari target halaman untuk draf pertama. Ternyata
tanpa disadari, tulisan seperti air bau ketek ini menjadi jernih dan layak
konsumsi. Karena sudah di tes di ITB dan IPB(???) Ini gak boleh berhenti! Terlanjur
indah jari gue menari di atas keyboard laptop yang bunyinya sudah seperti
helikopter gagal mendarat.
Ini beneran terjadi!
Di tengah suasana riuh gue menoleh ke kiri, ada Kemal Pahlevi (penulis Tak
Kemal Maka Tak Sayang) dan Raditya Dika (penulis Kambing Jantan, Cinta
Brontosaurus dll). Akhirnya gue berada satu meja dengan mereka dalam acara Meet And Greet. Bersahutan dalam
mengeluarkan guyonan tentang menulis. Lalu bertukar tawa dengan paca pembaca di
depan kami. Beruntung gue gak kalah lucu dari mereka berdua kala itu. Gue kira
gak bakal ada yang mau minta tanda tangan gue, syukurlah ada satu dua orang
yang mungkin pengelihatannya terbatas mau tanda tangan gue. Acara hari itu
berakhir dengan Book Signing.
Tak
lama kemudian, Handphone gue berbunyi. Tiba-tiba posisi gue berubah menjadi
jomblo yang memeluk bantal guling, seketika gue sadar, bunyi tersebut adalah
alarm yang membangunkan gue. Sekarang di hadapan gue adalah ruang kecil bau
iler dengan beberapa pakaian kotor berserakan. Mana ada yang mau datang ke Meet And Greet dan Book Signing di tempat seperti ini. Sial itu cuma kembang tidur
gue!
Sedikit
pun gue gak berkecil hati, justru malah tersenyum lebar seperti orang sinting
yang baru tahu kalo sebenernya dia gak sinting. Lebih dari menjadi Spongbob
Squarepants, sekarang gue adalah gue sendiri! Entah berapa banyak lagi jarum
jam berputar, gue akan kembali berada dalam atmoster tadi. Sekalipun gue
mencoba lompat dari lantai delapan belas suatu gedung, ..... eh enggak, itu
terlalu sakit. Sekalipun gue menampar pipi orang disebelah gue, gue pastikan
dia marah. Lalu ketika dia balas tamparan itu dipipi gue, gue tetap tidak
terbangun dari tidur sama sekali! Mudah-mudahan gue gak muncul di halaman depan
suatu majalah denga judul, “Seorang penulis tampar-menampar di acara Meet And
Greet!”
Jangan hanya jadi penonton, jadilah pemain. Jangan hanya jadi pembaca, jadilah penulis.
Meski
pun gue belum menerbitkan buku, setidaknya blog adalah tempat dimana gue bisa
memberikan kepada pembaca hasil tulisan sederhana (dan aneh) gue. So, keep blogging dan writing!
Terima kasih kepada sumber gambar:
1.http://mozaikindie.com/wp-content/uploads/2014/02/MBC-2014s.jpg
2.http://4.bp.blogspot.com/-UyN4zTwokyg/USCFi-HXBdI/AAAAAAAAAIc/0z94p6BgWzk/s1600/stand_up_comedy_indonesia.jpg
3.http://www.fromquarkstoquasars.com/wp-content/uploads/2013/10/Isaac%2BAsimov.jpg
4.http://dicommunicationcenter.com/uploads/dahlan%20iskan%202.jpg
5. http://d202m5krfqbpi5.cloudfront.net/books/1387272889l/19523721.jpg
Terima kasih kepada sumber gambar:
1.http://mozaikindie.com/wp-content/uploads/2014/02/MBC-2014s.jpg
2.http://4.bp.blogspot.com/-UyN4zTwokyg/USCFi-HXBdI/AAAAAAAAAIc/0z94p6BgWzk/s1600/stand_up_comedy_indonesia.jpg
3.http://www.fromquarkstoquasars.com/wp-content/uploads/2013/10/Isaac%2BAsimov.jpg
4.http://dicommunicationcenter.com/uploads/dahlan%20iskan%202.jpg
5. http://d202m5krfqbpi5.cloudfront.net/books/1387272889l/19523721.jpg
Whahha... kocak kata-katanya :D
BalasHapusTerimakasih telah tertawa bersama Laila. ^^
Hapuskeep writing and do the best :))
BalasHapusSip, sama-sama harus semangat! (y)
HapusJujur gue termotivasi ama kata-kata yang ada di kotak-kotak itu. Keren broh. Semangat terus nulisnya.
BalasHapusBlogwalking : www.secerahmentari48.blogspot.com
100 % gue percaya lu jujur. Jujur Perananta kan? Hehe
HapusKalo gitu yuk sama-sama semangat menulis! :D
Meluncur ke TKP Bro.
kocak banget tulisannya. namun, tetap bisa nambah motivasi. keren deh pokoknya. semoga menang GA nya ya
BalasHapusTerima kasih Arman. Aamiin, mudah-mudahan menang. Ntar gak minta traktir kan bro? :v
HapusTerus nulis bro,,,, :) semangat...
BalasHapusSip! Kita harus sama-sama semangat! Makasih ya bro.
Hapuswaaah aku salut kamu rutin nulis blog, hehe... coba beli buku perdana kroyokan aku ya, judulnya cebok (cerita bodor koas) ada reviewnya di blogku, moga suka deh hehe^^
BalasHapusKadang-kadang gak betah LDRan terlalu lama samo Blog. Hehe
HapusIni lah yang gue salutin, seseorang yang berusaha ingin menggapai mimpinya. Bukan hanya sekadar wacana belaka. Tapi kudu ada yang namanya action. Dan kalau elo terus konsisten dengan apa yang lo kayak sekarang ini, gue yakin suatu saat lo bisa beneran kayak raditya dika.
BalasHapusWah terima kasih Bro. Aamiin, mudah-mudahan kita sama-sama Action dan bisa menggapai mimpi. ^^
Hapusjadi cuman mimpi kk?? hahaha...tapi gue suka gaya nulis lo semoga kali ini bisa ikut dibukukan yaaak..:) keep writing!!!
BalasHapusIya, mimpi yang gue usahakan untuk jadi kenyataan. Terima kasih ya, aamiin. :)
HapusGue jadi ketawa-ketawa sendiri bacanya haha. Keren-keren! Semoga menang yak :)
BalasHapusMakasih sudah tertawa bersama bro. Aamiin, mudah-mudahan doanya dikabulin. :D
Hapusmagnificent submit, very informative. I ponder why the other experts of this sector do not notice this. You must continue your writing. I am sure, you've a huge readers' base already! sign in hotmail
BalasHapus